Gunjang Ganjing Harga BBM
Ketidak pastian Harga BBM
BBM di indonesia menjadi masalah hal yang paling menggemparkan di semua bidang industri mengalami dampak yang signifikan , pemerintah hingga saat ini belum memutuskan kepastian waktu kebijakan
kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi meski sudah ada
ancang-ancang akan menaikkan harga BBM pada minggu ketiga Juni ini.
Awalnya, kepastian kenaikan harga BBM bersubsidi ini akan berlaku 1 Juni
2013. Namun ternyata, pemerintah memastikan akan memberlakukan
kebijakan tersebut pada minggu ketiga Juni 2013, setelah persetujuan
Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBNP) 2013
dari DPR. Persetujuan ini terkait dana kompensasi kenaikan harga BBM
bersubsidi yang mencapai Rp 30 triliun dengan program-program yang telah
disiapkan.
Di sisi lain, pergerakan nilai tukar rupiah yang terperosok dalam
mendekati level Rp 10.000 per dollar AS setelah merespons positifnya
data-data Amerika Serikat (AS) di antaranya kenaikan durable goods orders dan
lainnya. Dengan adanya komentar The Fed di pekan kemarin membuat setiap
rilis data positif memberikan sentimen yang positif pula untuk dollar
AS, terutama dengan rencana percepatan penarikan stimulus The Fed.
Berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia (BI) selama sepekan kemarin,
rupiah memang tertekan yaitu di level Rp 9.792 per dollar AS di awal
pekan menjadi Rp 9.802 dollar AS di akhir pekan lalu.
Pemulihan kondisi perekonomian dunia yang lambat ditambah dengan
ketidakpastian kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) di dalam negeri
disebut menjadi pemicu defisit neraca perdagangan.
Neraca perdagangan April 2013 mengalami defisit US$1,6 miliar. Defisit
ini dipicu oleh defisit perdagangan migas sebesar US$1,2 miliar dan
nonmigas sebesar US$407,4 juta.
Dengan demikian, defisit neraca perdagangan Indonesia selama Januari-April 2013 mencapai US$1,85 miliar.
Dengan demikian, defisit neraca perdagangan Indonesia selama Januari-April 2013 mencapai US$1,85 miliar.
Kebuntuan terhadap penyelesaian masalah-masalah penting
yang berdampak luas di ruang publik, ternyata bermuara kepada keraguan
maupun ketidaktegasan pemimpin.
Pemimpin yang diberi kewenangan besar oleh rakyat untuk mengambil keputusan, tapi tidak mampu atau tidak berani mengambil keputusan akan sangat merugikan bangsa dan negara. Betapa publik sudah bertahun-tahun disandera masalah subsidi bahan bakar minyak (BBM). Ketidakpastian yang berlarut-larut ini karena pemerintah selalu melontarkan wacana-wacana yang hingga detik ini pun belum ada keputusannya.
Harga BBM bersubsidi ini mau dikemanakan, masyarakat dibuat semakin bingung. Menteri satu bilang BBM bersubsidi pasti naik, tapi kapan dan berapa naiknya masih belum ada kepastian. Pemerintah beralasan masih menunggu pembahasan APBN-P di DPR. Padahal sesungguhnya, pemerintah telah diberi kewenangan penuh untuk menaikkan atau menurunkan harga BBM bersubsidi jika diperlukan demi kepentingan perekonomian nasional.
Karena terlalu lama dalam ketidakpastian, yang berkembang luas adalah spekulasi-spekulasi yang justru mengancam perekonomian nasional. Harga-harga barang termasuk kebutuhan pokok sudah terlanjur naik, sementara pemerintah belum juga beranjak dari level wacana satu ke wacana lainnya. Sampai kapan kondisi ini dibiarkan? Mengapa pemerintah tidak mendengar jeritan masyarakat bawah akibat ketidakpastian problem BBM ini?
Pemimpin yang diberi kewenangan besar oleh rakyat untuk mengambil keputusan, tapi tidak mampu atau tidak berani mengambil keputusan akan sangat merugikan bangsa dan negara. Betapa publik sudah bertahun-tahun disandera masalah subsidi bahan bakar minyak (BBM). Ketidakpastian yang berlarut-larut ini karena pemerintah selalu melontarkan wacana-wacana yang hingga detik ini pun belum ada keputusannya.
Harga BBM bersubsidi ini mau dikemanakan, masyarakat dibuat semakin bingung. Menteri satu bilang BBM bersubsidi pasti naik, tapi kapan dan berapa naiknya masih belum ada kepastian. Pemerintah beralasan masih menunggu pembahasan APBN-P di DPR. Padahal sesungguhnya, pemerintah telah diberi kewenangan penuh untuk menaikkan atau menurunkan harga BBM bersubsidi jika diperlukan demi kepentingan perekonomian nasional.
Karena terlalu lama dalam ketidakpastian, yang berkembang luas adalah spekulasi-spekulasi yang justru mengancam perekonomian nasional. Harga-harga barang termasuk kebutuhan pokok sudah terlanjur naik, sementara pemerintah belum juga beranjak dari level wacana satu ke wacana lainnya. Sampai kapan kondisi ini dibiarkan? Mengapa pemerintah tidak mendengar jeritan masyarakat bawah akibat ketidakpastian problem BBM ini?
Link :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar